SIPETARUNG merupakan sistem informasi data spasial yang didalamnya merupakan sistem Informasi penataan ruang berbasis Web GIS (Geographic Information System) yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang memuat data / informasi perencanaan dan pemanfaatan tata ruang di Kabupaten Bojonegoro. Maksud dikembangkannya SIPETARUNG ini adalah dalam rangka sosialisasi informasi penataan ruang kepada masyarakat luas. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk penyebarluasan informasi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kabupaten Bojonegoro.
Kenaikan Honor RT/RW
Teksas Wonocolo adalah sebuah daerah di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang memiliki penambangan minyak yang masih dikelola dengan cara tradisional. Lokasi ini berjarak sekitar 60km dari pusat kota Bojonegoro dan berbatasan dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Wonocolo dipilih dan diusulkan sebagai geosite di dalam Petroleum Geoheritage Bojonegoro, karena di tempat ini tersingkap batu-batuan yang mewakili sistem petroleum dan adanya pengambilan minyak tradisional di sumur-sumur tinggalan Belanda zaman dahulu. Pengambilan minyak tersebut diusahakan dengan tradisional dengan mesin-mesin mobil, menggunakan rig-rig dari kayu jati. Puncak antiklin Wonocolo mempunyai ketinggian kurang lebih 450m di atas permukaan laut, sedangkan pemboran paling dangkal sekitar 200m dari puncak lipatan. Sehingga ketinggian minyak yang diambil di Wonocolo pada reservoir Wonocolo masih berada di atas permukaan laut. Hal ini dapat membuktikan bahwa pemboran minyak tradisional di Wonocolo adalah yang paling dangkal di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Geosite Wonocolo ini dapat dikembangkan menjadi Wisata Geologi Sumur Tua Wonocolo yang merupakan energi tidak terbarukan. Kini, lokasi tersebut dikenal dengan sebutan Teksas Wonocolo, selain karena kondisi lingkungannya yang mirip dengan lokasi minyak Texas di Amerika, Teksas sendiri merupakan singkatan dari Tekad Selalu Aman dan Sejahtera. Teksas Wonocolo kini menjadi lokasi wisata edukasi di Bojonegoro. Terdapat Rumah Singgah yang menjadi learning center tentang minyak dan cara eksploitasi di Wonocolo. Selain itu juga terdapat wisata adventure menggunakan Jeep di seputar kawasan ini.
Atas Angin adalah sebuah lokasi di Desa Deling, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, 50 km dari pusat kota. Lokasi ini menjadi favorit wisatawan karena banyaknya spot indah dari bentangan alam Bojonegoro. Karena banyaknya panorama indah di tempat ini seringkali menjadi lokasi pemotretan terutama untuk fotografi prewedding. Selain itu, banyak pengunjung yang memilih bercamping di atas bukit yang disebut bukit cinta, untuk dapat menyaksikan keindahan sunraise. Bukit cinta tersebut menurut cerita masyarakat setempat, dulunya merupakan tempat pertemuan Dewi Sekar Sari dan Raden Atas Aji, sepasang kekasih yang dipertemukan saat dalam pelarian ketika terjadi perang di zaman Kerajaan Mataram dan Pajang. Keduanya dikisahkan bermukim di lokasi Atas Angin hingga akhir hayat. Kondisi alam di sekitar Atas Angin memang memanjakan mata memandang. Hampir di sepanjang perjalanan menuju lokasi ini, wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat bagus.
Waduk Pacal berada di 35 km selatan wilayah Bojonegoro, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Merupakan bangunan peninggalan Belanda yang di bangun sejak 1924 dan diresmikan pada tahun 1933. Termasuk salah satu bangunan bersejarah berukuran raksasa yang masih berfungsi hingga kini. Berada di pingir jalan raya Bojonegoro - Nganjuk, Waduk Pacal yang berada di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini, mampu menjadi andalan petani di beberapa wilayah Kecamatan di antaranya Kecamatan Temayang, Kecamatan Sukosewu, Kecamatan Kapas, Kecamatan Balen, Kecamatan Sumberejo, Kecamatan Kanor, Kecamatan Baureno, Kecamatan Kepohbaru, Kecamatan Kedungadem, dan Kecamatan Sugihwaras. Bangunan yang kukuh dengan arsitektur khas zaman kolonial Belanda menjadi daya tarik utama Waduk Pacal.
Kedung Maor terletak di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kedung Maor merupakan air terjun yang berasal dari aliran Kali Soko dan limpahan dari Waduk Pacal. Di lokasi ini terdapat air terjun dan fosil jejak. Menurut penilai geopark internasional, Kedung Maor memiliki nilai situs geoheritage yang tinggi. Nama Kedung Maor sendiri diambil dari suara deru air yang meraung seperti suara hewan buas, oleh sebab itu warga sekitar sejak dulu menyebutnya dengan sebutan Kedung Maor. Kedung Maor dapat ditempuh dengan jarak sekitar 35km dari pusat kota. Kini lokasi tersebut juga menjadi lokasi wisata yang cukup sering dikunjungi karena keindahan alamnya.
Wana Wisata Dander atau (Tirta Wana Dander) adalah tempat wisata alam yang berada 15 km selatan Kota Bojonegoro ini tepatnya di Desa Dander, Kecamatan Dander, Jawa Timur, Indonesia. Lokasi ini sangat ramai pada hari Minggu karena banyak masyarakat yang mengunjunginya pada saat hari libur. Di dalam taman wisata ini terdapat Kolam renang, dan lapangan Golf. Para pedagangpun ikut serta meramaikan objek wisata ini. Sehingga pada saat anda berwisata di sini, di jamin anda tidak akan kelaparan. Disana anda juga dapat melihat pesawat tempur F-86 Sabre (No. TS-8609) buatan Amerika Serikat yang diserahkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Soekardi kepada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 29 Juli 1984.[3][4] Taman Wisata Tirta Wana Dander menawarkan segala potensinya kepada para wisatawan baik lokal maupun dari luar daerah. Didukung oleh keindahan alam, serta pepohonan yang rindang menjadikan tempat wisata yang memiliki andalan kolam renang ini menjadi lebih nyaman sebagai tempat refreshing bagi anda sekeluarga. keunggulan dari wisata ini yaitu tempat yang sangat luas dan dilengkapi dengan padang golf, wisata ini sangat cocok untuk anak-anak karena selain padang golf, disana juga terdapat berbagai macam permainan anak-anak, seperti taman bermain, kolam untuk mandi bola, kolam renang dan sungai yang sangat jernih dengan keadaan sekelilingnya yang sejuk dan tentu saja bebas dari polusi.
Api Abadi Kayangan Api Adalah berupa sumber api abadi yang tak kunjung padam yang terletak pada kawasan hutan lindung di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.[1] Kompleks Kayangan Api merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun. Menurut cerita, Kayangan Api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Pandhe berasal dari Kerajaan Majapahit. Di sebelah barat sumber api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang dan menurut kepercayaan saat itu Mbah Kriyo Kusumo masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian dan pusaka seperti keris, tombak, cundrik dan lain-lain. Sumber Api, oleh masyarakat sekitarnya masih ada yang menganggap keramat dan menurut cerita, api tersebut hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengkubuwana X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan/wilujengan dan tayuban dengan menggunakan gending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo. Oleh sebab itu ketika gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono tidak boleh ditemani oleh siapapun.